Hell's Anfield
Sumber: Guardian |
Minggu malam 27 Desember 2014 di Anfield, salah satu
markas paling angker di benua Eropa, menjadi neraka bagi tim asal London, Arsenal.
Walau angin musim dingin yang menusuk terus berembus dan mengibar-ngibarkan
jersey para pemain, tapi hal itu tak mampu membekukan hawa di stadion
bersejarah ini. Pasukan Arsene Wenger yang pincang (9 pemain utama cedera) harus
merasakan panasnya 27 tendangan mengancam gawang mereka. Untunglah buruknya
penyelesaian The Kop menghindarkan Arsenal dari kekalahan. Dari 10 kali
tendangan tepat sasaran Liverpool hanya berbuah dua gol. 8 sepakan lainnya diselamatkan
dengan brilian oleh Szcsezsny dengan setidaknya ia melakukan 3 super saves.
Sebenarnya, Meriam London malah bisa dibilang beruntung,
karena hanya mempunyai 7 tendangan ke gawang Liverpool yang berasal 4 pemain
saja; Giroud, Cazorla, Welbeck dan Debuchy. Dengan 2 peluang dari 7 tersebut berhasil
dikonversi menjadi gol.
Seharusnya kita para gooner/goonererttes mensyukuri hasil
imbang ini. Ya, apa yang kita rasakan belum ada apa-apanya bila dibandingkan
dengan fans Liverpool. Bagaimana berondongan sepakan dan tandukan pemain pujaan
mereka hanya membumbungkan harapan untuk kemudian dihempaskan lagi menjadi
kepingan-kepingan kosong, dan itu terus berulang-ulang sebanyak 25 kali dalam 99
menit di hari Minggu malam 27 Desember 2014 yang cerah itu. Bahkan di suatu kesempatan
counter attack The Anfield Gangs, di mana gawang Arsenal sudah telanjang bulat
karena tidak dijaga Szcsezsny, bola tandukan sang kapten karismatik, Stevie G
malah terbang dengan indahnya ke langit Kota Liverpool yang dipenuhi bintang
gemerlapan, bukannya masuk ke dalam gawang Arsenal dan menjilati jaringnya
dengan erotis dan menggairahkan guna memenuhi orgasme ribuan Kopites yang terus
tertahan. Bener-bener sakitnya tuh di sini *puk* *puk* *puk*.
Namun begitu, saya juga ikutan sedikit latah beranalisa
atas suguhan pertandingan hebat malam itu. Berikut beberapa analisa saya.
Liverpool and Arsenal Power
-
Bila bicara kekecewaan, mungkin bagi kita para
gooners ada semacam kegeraman yang berbeda. Dan kegeraman itu mungkin masalah
taktik. Sebelumnya perlu juga dipertimbangkan bahwa 9 pemain inti cedera memang
menjadi malapetaka sendiri bagi Arsenal. Wilshere, Arteta, Rosicky dan ‘The
Lazy Wizard’ Oezil adalah pemain-pemain yang sangat dibutuhkan kala menghadapi
tempo cepat permainan Liverpool. Bukan untuk melayani tempo cepatnya, tetapi
mengatur dan mengendalikan tempo cepat itu menjadi lentur. Sisi playmaking
pemain-pemain di atas tentu sangat berguna, sayangnya mereka cedera.
-
Taktik High Pressing Liverpool di final third
mereka benar-benar membuat sulit. Setiap pemain Arsenal mendapat bola di di
wilayah pertahanan Liverpool, maka akan ada 3 pemain Liverpool yang akan
menutup ruang geraknya. Diperparah oleh pemain-pemain menyerang yang diturunkan
(atau yang tersedia) adalah tipe invidualis; Chambo, Sanchez dan Cazorla
terlalu sering berlama-lama dengan bola sehingga membuat kesalahan sendiri dan
bola direbut.
-
Permainan melebar Arsenal di babak I juga berhasil
dimatikan. Saat Arsenal membangun serangan lewat sayap, maka bola dialirkan
dari bek sayap lalu langsung ke penyerang sayap. Ibaratnya bentuk serangan ini
seperti garis lurus menyisir sisi lapangan. Ini tidak efektif. Sering terjadi
error passing karena gelandang sayap dan penyerang sayap Liverpool sangat baik
menjaga daerahnya. Membuat pemain flank Arsenal sering tidak berada di tempat
seharusnya.
-
Sanchez dan Welbeck yang terlalu melebar dan
berjauhan dengan Giroud, membuat ruang umpan dan kesempatan untuk mengumpan
menjadi buruk. Diperparah pula karena melebarnya Sanchez dan Welbeck, membuat
mereka juga berjauhan dengan gelandang tengah (Cazorla dan Chamberlain).
-
Di pihak lain, walau diserang bertubi-tubi,
pertahanan disiplin zonal marking Arsenal cukup sukses menangkal kedinamisan
pemain menyerang Liverpool yang terus bergerak kiri kanan atas bawah muka
belakang.
-
Kedisiplinan zonal marking ini sedikit ternoda
dengan error passing Giroud. Ini terjadi saat permainan Arsenal sedang
bertransisi dari bertahan ke menyerang untuk melancarkan counter. Saat Giroud
dengan lihainya mengirim backpass dengan sedikit gaya ke pemain Liverpool,
seluruh pemain Arsenal sudah dalam keadaan ‘hendak berlari’ ke depan sehingga
umpan cantik Giroud ini membuyarkan taktik counter dan membuat panik lini
belakang serta merta membuka space besar kepada seorang Countinho. Countinho
dengan baik melakukan tricky menipu bek-bek Arsenal dan mengakhiri dengan
tendangan akurat ke tiang jauh gawang Arsenal.
-
Namun babak kedua, Arsenal merubah gaya
menyerang. Serangan tidak melulu lewat bek sayap à
penyerang sayap, tetapi bek sayap ke gelandang tengah baru ke penyerang sayap.
Atau, alternatif lain serangan adalah Sanchez dan Welbeck bergerak lebih ke
tengah dan berdiri berdekatan dengan Cazorla dan Chamberlain sehingga aliran
bola lebih baik. Bentuk serangan lebih zig-zag daripada serangan lurus menyisir
sisi lapangan di babak pertama, dan dampak dari perubahan ini cukup efektif
bagi penguasaan bola Arsenal. Serangan zig-zag ini membuahkan gol kedua Arsenal
berkat bola satu dua yang dimulai dari Gibbs-Cazorla-Giroud-Cazorla-Giroud-Gol.
Arsenal Gross Tactic
-
Bola-bola panjang dari tendangan gawang ke area final
third Liverpool sangat tidak efektif. Dua dari tiga bek tengah Liverpool
(Skrtel dan Sakho) sering memenangkan bola-bola udara yang diumpan Szcsezsny
kepada Welbeck, Sanchez ataupun Giroud. Nyaris sepanjang pertandingan begitu. Skrtel
memenangkan 60% duel udara, Sakho 80% sementara Giroud hanya 46%, Welbeck 33%, dan
Sanchez 0 besar. Dari taktik ini Arsenal sering kehilangan bola. Szcsezsny pun hanya
membukukan 31% akurasi umpan (really bad).
-
Zonal Marking saat corner kick. Dan deja vu gol
kedua Skrtel saat Arsenal dibantai 1-5 di Anfield terulang kembali. Dari posisi
sama namun arah tandukan berbeda. Szcsezsny seolah tampak tidak kecewa saat
bola masuk ke gawangnya, karena mungkin ia sudah memprediksi bahwa gol. What
Arsene never learn or never listen the Bouldemort.
Player Review
Mathieu Debuchy:
-
Agak aneh dia ditempatkan sebagai bek tengah,
karena dari segi kecepatan dia lebih baik dari Chambers. Dari postur tubuh pun bek
sayap eksentrik ini hanya 177 cm berbanding 186 cm-nya Chambers. Tapi masalah
mikro taktik adalah jawabannya. Debuchy cukup baik bermain sebagai bek tengah kala
menghadapi Newcastle dan ia memiliki kecepatan. Melihat Sterling adalah
penyerang tengah/false nine Liverpool maka untuk mengimbangi kecepatan Sterling,
AW memilih Debuchy untuk mengawalnya daripada Chambers. Masih ingat Chambers
di-bully Montero, seorag pemain mungil sayap Swansea?
-
Penjagaan Debuchy terhadap Sterling ternyata benar-benar
baik, terbukti babak pertama Sterling yang bermain fokus di pusat pertahanan
Arsenal dibuat mati kutu. Walau tidak dapat mengimbangi kecepatan Sterling.
Tetapi Debuchy banyak memotong bola-bola terobosan Liverpool sebelum sampai di
kaki Sterling. Di babak kedua Sterling mulai hidup setelah ia lebih sering
bermain melebar dan tidak lagi dikawal Debuchy.
-
Aerial duels Debuchy juga sangat baik, sehingga
saat open play, Liverpool tidak berani main crossing ke final third Arsenal.
-
Dari 4 kali aerials duel, Debuchy memenangkan
seluruhnya (100%).
-
Karena faktor aerial dan poisisi, Debuchy
berhasil mengalahkan Skrtel saat berebut bola di kotak penalti Liverpool guna
mencetak gol penyama kedudukan.
-
Bintang 4 dari 5, sayang Debuchy mendapat kartu
kuning kalau tidak saya akan kasih 4.5.
-
Man of the Match versi saya
Sekian analisa dan review alakadarnya dari saya. Moga
menambah perbendaharaan pandangan bagi rekan gooners terhadap postingan2 review
dan analisa sebelumnya.
Siapkan kesehatan menjelang akhir tahun, karena Boxing Days sudah di depan mata. 27 Desember hingga 1 Januari (hanya tempo 6 hari saja), Arsenal akan bertanding sebanyak 3 kali di EPL, jadi jangan sampai terlewatkan. Bagi yang daerah tempat domisilinya memiliki AIS Regional, mari ramaikan nonbarnya dan rasakan sensasi nonbarnya.
Have a nice day!
Siapkan kesehatan menjelang akhir tahun, karena Boxing Days sudah di depan mata. 27 Desember hingga 1 Januari (hanya tempo 6 hari saja), Arsenal akan bertanding sebanyak 3 kali di EPL, jadi jangan sampai terlewatkan. Bagi yang daerah tempat domisilinya memiliki AIS Regional, mari ramaikan nonbarnya dan rasakan sensasi nonbarnya.
Have a nice day!
VCC
Emperor Casino - Slots | Shootercasino
BalasHapusView video of the famous Emperor Casino - Slots in 메리트카지노총판 action. Try your luck septcasino in a world of gambling! You can even play for 제왕 카지노 fun or to