Postingan

Nana…Gue Nyesel.

“Nana . ” Begitulah suara yang keluar dari mulut cewe ramping itu, ketika gue menjabat tangannya. “Okto , ” gue bales. “Senang kenalan sama kamu , ” dia tersenyum . B ibirnya yang tipis melengkung keatas . D uuuh , manisnya! Brrrrr . “Heh! Udah , lepasin tangan , lo!” Arkan sohib gue sambil berbisik menegur . “Eh… i-…iya… iya… sama - sama , ” segera gue lepasin jabatan dari tangan halus cewek bernama Nana itu . “Emang terimakasih? Jawabnya sama-sama?” Arkan godain . Gue nyengir . “Nah… udah kenalan, kan? Gimana menurut kalian masing-masing? Apa ada posisi tawar? Kurang puas mungkin? Komplain?” Arkan yang sok jadi mak comblang bersuara renyah. “Udah ah. Kamu i n i …” Risa langsung menyela, “biarin mereka kenal lebih jauh dulu.” Risa pacarnya Arkan. “Duduk dulu,” Risa nyuruh kami buat duduk di meja kafe yang udah dipesan sebelumnya. Kami berempat duduk semeja, di meja berbentuk persegi panjang kecil. Gue berhadapan dengan cewe bernama Nana i tu, dan Arkan di

Batagak Tunggak Tuo

Gambar
Tunggak Tuo yang telah berdiri gagah. Sebenarnya saya sudah lama ingin menulis catatan ini, namun apa daya, karena kesibukan (sok sibuk) dan waktu terbatas, serta (paling utama) mood menulis yang naik turun, membuat catatan ini terus tertunda. Catatan kali ini lagi-lagi ga berjauhan tentang acara peliputan lapangan atau bahasa kerennya, Journalist on Duty (cieheee). Hari Minggu yang cerah kala itu, tanggal 1 Februari 2015, saya dan tim surat kabar tempat saya bekerja kembali terjun ke lapangan. Kali ini daerah liputan kami cukup jauh dari Kota Bukittinggi (tempat kantor berada), yaitu di di Nagari  Sumpua Kecamatan Batipuah Selatan Kabupaten Tanah Datar Provinsi Sumatera Barat. Nagari ini cukup dekat dengan salah satu objek wisata terkenal di Sumatera Barat, Danau Singkarak. Bagi pecinta film Indonesia, mungkin kata ‘Batipuah’ cukup akrab di telinga, ya Batipuah diceritakan dalam salah satu film terbaik sepanjang masa Indonesia, Tenggelamnya Kapal Van Der Wijk, yang di

Rambo dan Jacky, Mungkin Adalah Alasan Wenger Tidak Membeli Fabregas

Gambar
Sumber: Wallpaper Barcelona Suatu hari di bulan November 2004 dalam laga panas North London Derby di White Hart Lane musim 2004-2005 EPL, Arsenal menduetkan Vieira dengan bocah berusia 17 tahun bernomor punggung 15 di lini tengah. Walau tidak terlalu mencolok selama pertandingan, namun sebuah assistnya yang berujung gol keempat Arsenal membuat mata siapapun terbuka bahwa calon supertsar Arsenal telah lahir. Proses assist ini mempelihatkan betapa dengan jeniusnya si bocah ini memberi assist pada Ljungberg yang gerakannya di dalam kotak penalti sedikit ‘dihiraukan’ barisan belakang Tottenham karena disangka offside dan mereka lebih memberi perhatian kepada Pires yang menusuk ke kotak penalti dari sisi kanan. Akan tetapi Killer Pass alumnus La Masia ini kepada Ljungberg sukses mengecoh hampir 4 bek berpengalaman Totts dan berujung gol keempat Arsenal dalam derbi trengginas 9 gol itu (4-5 untuk kemenangan Arsenal). Komentator pun ikut memekik “brilliant” sebanyak tiga kali menyak

Hell's Anfield

Gambar
Sumber: Guardian Minggu malam 27 Desember 2014 di Anfield, salah satu markas paling angker di benua Eropa, menjadi neraka bagi tim asal London, Arsenal. Walau angin musim dingin yang menusuk terus berembus dan mengibar-ngibarkan jersey para pemain, tapi hal itu tak mampu membekukan hawa di stadion bersejarah ini. Pasukan Arsene Wenger yang pincang (9 pemain utama cedera) harus merasakan panasnya 27 tendangan mengancam gawang mereka. Untunglah buruknya penyelesaian The Kop menghindarkan Arsenal dari kekalahan. Dari 10 kali tendangan tepat sasaran Liverpool hanya berbuah dua gol. 8 sepakan lainnya diselamatkan dengan brilian oleh Szcsezsny dengan setidaknya ia melakukan 3 super saves. Sebenarnya, Meriam London malah bisa dibilang beruntung, karena hanya mempunyai 7 tendangan ke gawang Liverpool yang berasal 4 pemain saja; Giroud, Cazorla, Welbeck dan Debuchy. Dengan 2 peluang dari 7 tersebut berhasil dikonversi menjadi gol.

Prompt #71: Her

Gambar
Cerita di  bawah adalah sambungan cerita pertama yang dapat dibaca  di sini . Mungkin cerita ini tidak sebagus cerita pertamanya (sudah tentu, sebab cerita pertama dibikin oleh orang yang ahli, sementara cerita di bawah yang bikin masih newbie, hehe). Walau demikian, semoga pembaca tetap berkenan dengan cerita ini -----------------

Prompt #71: This Journey With You

Gambar
“Tara.” “Hm?” “Aku mencintaimu.” Tik... tak... tik... Mata Tara terbuka. Bunyi lembut jam dinding mengembalikan dirinya ke dunia. Kegelapan kamar memagutnya untuk tetap tenang walau jantungnya memburu kencang. Setelah mengendalikan diri ia tolehkan wajah pada pigura foto di atas meja di samping tempat tidur. Ia dapati sebuah senyum memikat dari seorang gadis berwajah teduh dengan lesung pipit di pipi kiri dan pipi kanan. Air muka Tara yang tegang menjadi damai melihat senyuman di pigura. “Sara,” gumamnya tersenyum ***

Pahlawan, Tak Terkenal

Gambar
Beberapa waktu menjelang peringatan HUT kemerdekaan RI ke-69 kemarin, saya dan pemred sempat melakukan diskusi di kantor. Diskusi lumayan seru ini membahas seputar bahan berita untuk mengangkat kisah para veteran Kota Bukittinggi pada masa perang kemerdekaan. Walau sedikit meragukan apakah para veteran 45 ini masih ada yang hidup atau tidak, tetapi berita bertema veteran tetap dicanangkan. Maka sebelum tanggal 17 Agustus kami memulai observasi sosok tokoh pejuang di Kota Bukittinggi. Awalnya target utama adalah Markas Veteran Bukittinggi, yang berada di dekat RSI Yarsi. Namun ternyata bangunan Markas Veteran tersebut sudah dihancurkan, sayang sekali. Kemudian kami terus mengumpulkan informasi, dan didapatlah informasi Yayasan Veteran Cacat di daerah Tarok. Tak ingin menyia-nyiakan waktu, kami segera kesana. Setiba di sana, terdapat sebuah bangunan cukup besar milik yayasan. Saya langsung terkagum dengan bentuk bangunan tempat menampung para veteran yang cacat tersebut